2.1.Definisi Siklus Hidup Produk
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu
produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu
grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai
dengan ditarik dari pasar
Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya
dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
2.2. Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk
Salah satu konsep yang sangat bermanfaat dalam memberikan rerangka
pemahaman mengenai implikasi strategik dari perubahan-perubahan terhadap
strategi pemasaran adalah konsep siklus hidup produk. Pada prinsipnya, konsep
ini mencerminkan pola penjualan sepanjang waktu.
Selain itu ada juga pendapat yang mengkategorikannya ke dalam
tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha & Handoko (2013:122), daur hidup
produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap Perkenalan (introduction)
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan
yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat, persaingan yang masih
relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan
modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang
timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang
keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta
distribusi yang masih terbatas.
Permintaan dalam tahap ini datang dari core market, yaitu konsumen yang
mempunyai dana berlebih dan mencari produk yang benar-benar diinginkannya. Oleh
karena harga produk baru biasanya tinggi (karena belum diproduksi secara
massal, secara efisien, dan untuk menutup biaya riset dan pengembangan serta
biaya promosi), maka konsumen seperti inilah yang dituju oleh produsen. Laba
masih sangat rendah (bahkan merugi) kerana besarnya biaya pemasaran (terutama
promosi) dan biya lainnya sementara penjualan masih rendah.
Pada tahap ini promosi difokuskan pada usaha membangun permintaan awal (primary demand) yaitu permintaan pada
kelas produk (product class), bukan
pada merek produk. Produk baru juga biasanya menimbulkan masalah distribusi,
karena seringkali wholesaler dan retailer tidak bersedia menanggung risiko
untuk menjual produk baru. Dengan demikian, biaya promosi menjadi sangat tinggi
karena selain ditujukan untuk menginformasikan konsumen akhir tentang
keberadaan produk, juga untuk menarik minat distributor.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal
barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas
dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya. Tahap
ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
·
Rapid Growth
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan
perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar.
Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk
baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai
dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki
industry tersebut dengan produk tiruan. Oleh karena itu, penyesuaian produk
seringkali dilakukan pertama kali di tahap ini seiring dengan meningkatnya
penjualan, laba juga meningkat karena biaya produk menjadi murah akibat
efisiensi produksi dan kurva pengalaman (learning
curve).
Di samping itu biaya promosi juga dibebankan pada volume yang lebih besar.
Sedangkan untuk distribusi, akan semakin banyak outlet yang diperlukan,
sehingga penambahan retailer akan menjadi kebutuhan perusahaan. Pada tahap ini
outlet akan mudah didapat oleh perusahaan karena banyak retailer yang tertarik
dengan keuntungan dari kesuksesan produk baru ini.
·
Slow Growth
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang
semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan
telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan
perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya.
Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan
posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan
penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga.
Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin
berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Tahap ini ditandai dengan
tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Hal ini disebabkan pada
tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada.
Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu
sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap
ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup
suatu produk disebut innovative maturity.
Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian.
Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diperlukan
promosi yang berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga
tingkatan. Tingkat pertama disebut growth maturity, yaitu pertumbuhan
penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada
lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam tingkat kedua, stable
maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar.
Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan
perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai menurun dan
konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Menurunnya laju pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas
dalam industri. Hal ini kemudian menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat
dan intensif. Para pesaing akan lebih sering menurunkan harga, memberikan
diskon besar-besaran ataupun mengobral produknya.
Harga akan semakin turun, dan berbagai upaya dilakukan untuk mengikat
pembeli dan penyalur. Dana riset dan pengembangan ditambah untuk menemukan
produk baru.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap
ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang
sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya
menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.
Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan
selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun
dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Perusahaan akan mengeksploitasi
produknya sebelum memutuskan untuk menghapusnya dan jajaran lini produk yang
ditawarkan. Semuanya ini mengakibatkan menghebatnya persaingan harga, kelebihan
kapasitas, dan laba perusahaan menghilang.
Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat
terbatas.
2.3. Daur Hidup Produk dalam Strategi Pemasaran
Daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang
perkembangan suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Ukuran yang
menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat penjualan produk, di samping
juga tingkat keuntungan. Daur hidup produk yang dapat dilalui oleh suatu produk
secara normal meliputi empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan,
tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.
Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut
perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Perbedaan setiap
tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda
pula. Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variabel bauran
pemasaran dengan penekanan khusus pada salah satu variabel tertentu. Pada tahap
perkenalan lebih diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan
distribusi, pada tahap kedewasaan lebih diutamakan harga, dan pada tahap
penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar